"PT Freeport Indonesia (PTFI) memberikan kontribusi yang sangat
signifikan bagi pembangunan dan penyelenggaraan Pemerintah di Papua, hal
ini tidak bisa kita pungkiri."
Hal itu disampaikan Simon Petrus
Barru dari Organisasi Kepemudaan (OKP) Pemuda Katolik sekaligus anggota
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua yang bertindak
selaku moderator pada diskusi KNPI dengan PTFI bertemakan: "Peran dan
Kontribusi PT Freeport Indonesia Dalam Pembangunan di Papua" pada
kesempatan Rapat Kerja (Raker) KNPI Provinsi Papua di Jayapura, Rabu
(24/3).
"Realitas membuktikan bahwa sebagai mitra jangka panjang kehadiran
PTFI di Papua telah ikut mengambil peran dalam pembanguan di Papua
khususnya dan Indonesia pada umumnya. PTFI akan tetap berkontribusi
dalam pembangunan di Tanah Papua," tambahnya ketika memberikan
kesimpulan akhir dari diskusi dan presentasi PTFI yang dipaparkan oleh
Manager - Government Relations Jayapura PTFI Anthon Raharusun.
Benediktus
mengakui bahwa pihak sekolahnya masih kurang memiliki ketrampilan
(skill) dan ilmu pengetahuan (knowledge) untuk itu, bantuan pendampingan
dari Departemen Lingkungan PTFI dan unsur terkait pemerintah sangat
dibutuhkan. Untuk itu, secara khusus Ia menyampaikan terima kasih kepada
Departemen Lingkungan PTFI yang telah membantu melalui program
pendampingan lingkungan kepada sekolahnya selama ini.Selain menyampaikan
selamat, VP Community Relations PTFI Demianus Dimara mengatakan bahwa
PTFI sangat mendukung program sekolah berwawasan lingkungan yang
dicanangkan pemerintah. “Untuk dapat terlaksananya sebuah sekolah
berwawasan lingkungan, sekolah harus membentuk karakter anak-anak
menjadi terbudaya dengan kualitas mental intelektual, emosional dan
spiritual yang seimbang untuk memelihara lingkungan sekolahnya. Kiranya
SMPN-2 bisa menjadi sekolah percontohan yang prestasinya bukan saja
harum di Mimika, tapi juga di tingkat nasional,” tukasnya.Asisten III
Setda Mimika Alfred Douw, mengatakan pencanangan SMPN-2 sebagai sekolah
berwawasan lingkungan di Mimika sebagai wujud bahwa pendidikan
lingkungan hidup sangat penting di jaman sekarang. Pemda Mimika,
lanjutnya, terus memberikan perhatian yang serius teradap bidang
pendidikan. Salah satu wujudnya dengan mendukung program kementrian
pendidikan nasional dan lingkungan hidup untuk mencanangkan sekolah
berwawasan lingkungan di daerah ini, khususnya SMPN-2 Mimika.“Atas nama
pemerintah daerah, pada hari ini saya mencanangkan SMPN-2 Mimika sebagai
sekolah berwawasan lingkungan pertama di Kabupaten Mimika,” katanya.
Dalam presentasinya Anthon Raharusun mengatakan bahwa PTFI berkontribusi
melalui pembayaran pajak, royalti, dividen, biaya dan dukungan langsung
lainnya, yang pada tahun 2010 mencapai 1,9 miliar dolar AS dan mencapai
total 11,4 miliar dolar AS sejak 1992 (Kontrak Karya II). Selain itu
juga ikut andil dalam membangun tanah Papua melalui program pendidikan,
kesehatan, pemberdayaan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang
dilakukan bersama pemerintah dan lembaga masyarakat. Di bidang
pendidikan PTFI membantu pembangunan sarana pendidikan, penyediaan
beasiswa, membangun dan mengelola Institut Pertambangan Nemangkawi untuk
penyiapan tenaga kerja asli Papua. Juga memprakarsai Program "Menambang
Sumber Daya Manusia Papua" bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Papua
dalam hal ini melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Provinsi
Papua menyelenggarakan Olimpiade Sain tingkat SMA se Provinsi Papua dan
Papua Barat. Juga, PTFI telah berinvestasi sekitar 6,6 miliar dolar AS
dalam infrastruktur hingga akhir 2010, dan tahun ini PTFI juga telah
selesai membangun lapangan terbang perintis di Mulu, yang berada di atas
ketinggian 2.030 meter di atas permukaan laut di desa Tsinga, dataran
tinggi Kabupaten Mimika yang diresmikan oleh Bupati Kabupaten Mimika
Klemen Tinal SE, MM pada akhir Februari 2011.
Pada kesempatan dialog, beberapa peserta Raker KNPI bertanya antara
lain mengenai kesempatan bekerja di PTFI dan pasir sisa tambang (SIRSAT)
atau tailings.
Menjawab pertanyaan dan usul-saran tersebut,
Anthon Raharusun mengatakan, PTFI memiliki komitmen kuat untuk
memberdayakan masyarakat Papua. "Saat ini hampir seperempat staf kami
adalah karyawan asli Papua dan kurang dari 2% adalah karyawan asing dari
total karyawan sekitar 22.000 orang," tuturnya.
Lebih lanjut Anthon Raharusun menjelaskan bahwa PTFI merekrut calon
tenaga kerja sesuai kebutuhan perusahaan dan sesuai mutu yang
dibutuhkan. "Tentu saja dalam perekrutan itu harus sesuai kebutuhan di
areal kerja, keahlian sesuai bidang yang dibutuhkan, lulus tes masuk,
dan beberapa persyaratan lainnya yang harus dipenuhi," katanya.
Mengenai
pemanfaatan SIRSAT, kata Anthon, PTFI juga telah mengadakan suatu
kerjasama melalui penandatanganan suatu Nota Kesepahaman (MoU) dengan
Pemerintah Provinsi Papua untuk memanfaatkan SIRSAT sebagai salah satu
bahan dasar bagi pembangunan infrastruktur di Papua.
Sumber : http://www.ptfi.co.id/news/ebk/gen_ebk.asp?ed=20110407
Pengataman Penulis :
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memikirkan lingkungan sekitar mulai dari masalah lingkungan dan mempedulikan masyarakat seperti memberikan mereka sedikit lapangan pekerjaan di sekitar perusahaan tersebut. Perusahaan seperti ini memang jarang sekali ada di indonesia, yang ada adalah perusahaan yang bisa dibilang sedikit "nakal" seperti memalsukan dokumen amdal, mengexplorasi tambang - tambang secara berlebihan, menebang pohon di hutan secara berlebihan dan membuat hewan hewan pergi dari habitatnya dan menjadi punah, hingga menyuap pejabat setempat agar mau mengusir warga dengan alasan tanah itu milik mereka, dan masih banyak lagi.
Semoga perusahaan luar negeri yang menginvestasikan modal nya di indonesia maupun perusahan dalam negeri, agar lebih peduli dengan lingkungan di sekitarnya dan menjadi perusahaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat di sekitarnya.
No comments:
Post a Comment