Monday, April 1, 2013

Cerpen

 Tak terduga
 
Berjalan jalan di sore hari  memang hal yang menyenangkan biarpun hujan sedikit mangguyur sejak tadi pagi rasanya tidak menjadi penghalang bagi orang orang untuk keluar rumah.Seperti diriku dengan sebuah mantel merah ditambah dengan payung putih yang sedari tadi aku genggam dengan erat di tanganku. Akupun menyusuri jalan besar yang ramai ini. Sambil melangkah aku mengedarkan pandanganku untuk  melihat kesana kemari sampai akhrinya pandanganku berhenti pada sebuah toko kue yang lumayan besar. Akupun berhenti tepat di toko tersebut. Aku tersenyum melihat toko kue tersebut. Banyak kenangan aku lalui dengan toko ini... iya toko kue ini adalah milik sahabatku.. Akupun masuk kedalam toko kue itu "Selamat datang! eh Steven ya!" sapa seseorang dari toko tersebut. "Ah.... hai lama tak bertemu Roy!" aku sedang sedang berjalan jalan dan kebeteluan aku lewat sini jadi aku mampir saja kesini hehe! ujarku ramah pada sahabatku.
"Jadi apa kau ingin memesan sesuatu?" ujar Roy sang pemilik toko.. "Aku ingin memesan beberapa kue untuk dibawa pulang ya" ucapku sambil tersenyum. Sembari menunggu akupun mengobrol banyak dengan Roy. Sepertinya sudah lama sekali aku tidak kesini. "tempat ini benar-benar telah banyak berubah" pikirku dalam hati "Nah ini dia sudah jadi kuenya steven..oh iya salam untuk keluargamu ya Steven" ucap Roy. Aku pun tersenyum dan mengambil kotak berwarna coklat berisi kue yang sudah dibungkus dengan kangtung plastik "Terima kasih" ucapku. Akupun kembali melanjutkan perjalanan yang tidak tentu arah ini. Ya sebenarnya aku memang hanya ingin keliling - keliling saja melepas kebosanan dirumah. "Hei berhenti" seru seseorang dari belakangku tiba-tiba. Rasa penasaran muncul dan aku segera menoleh, kearah belakang. Aku melihat seorang perempuan ya kira-kira umurnya sama denganku dan tiga orang pria yang kupikir akan berbuat jahat terhadap si wanita. karena penasaran apa yang akhirnya aku putuskan untuk mendekati orang orang itu. "Ayo nona kita pulang" ucap salah satu pria itu. "tidak mau.. aku masih mau disini" kata si perempuan. "Kalau begitu kami akan membawa paksa nona!" mendengar hal itu aku merasa aku harus melakukan sesuatu. "Hei kalian berani nya main keroyokan!" ucap diriku setengah takut. "Hei bocah kau lebih baik diam saja"  ucap salah seorang pria itu. "Mana bisa aku diam saja melihat kalian akan berbuat yang macam macam terhadap gadis ini!" aku memberanikan diri untuk membela gadis ini. "kalau begitu terima ini" pria itu mencoba memukulku... tapi aku berhasil menghindar. Aku pun mencoba membalas dengan menyerang balik pria-pria itu.


Setelah cukup lama kami saling pukul, dengan kekuatan entah dari mana akhirnya aku berhasil mengalahkan tiga pria tadi haha walaupun aku sendiri babak belur. Gadis itupun menghampiriku, gadis yang sedari tadi diam itu pun berkata "Maaf gara-gara aku kamu jadi penuh luka seperti ini" akupun yang mendengarnya sedikit terkejut. "Oh tidak apa-apa koq cuma luka ringan" aku berusaha tersenyum. "Aku benar-benar minta maaf ini semua salahku" kata gadis itu. "Oh tidak apa-apa,, oh iya kenapa mereka mengejarmu, aku pikir mereka bukan ingin mengambil sesuatu darimu dan aku lihat kau dan tiga pria tadi seperti sudah saling kenal,, sebenarnya ada apa??" ujar ku penasaran.. "Sebenarnya mereka adalah orang suruhan ayahku,, oh sebelumnya aku sembuhkan dulu lukamu itu kebetulan aku membawa kotak P3K" ucap gadis itu.. Akupun hanya mengangguk. "yup luka mu sudah selesai ku balut dengan perban" ucap gadis itu. "Ahhh terima kasih,, oh ya kenapa ayahmu menyuruh mereka mengejarmu?" tanyaku. "Sebenarnya aku kabur dari rumah" ucap gadis itu. "Kabur?? kenapa??" aku yang setengah terkejut mendengarnya. "Aku ingin keluar dari rumah itu  selama ini aku hanya di rumah dan ibu dan ayahku selalu saja bersikap keras kepadaku dan selalu memarahiku,, dan mereka beralasan semua ini untuk kebaikanku.. mereka tidak peduli dengan perasaanku"
kata gadis itu yang terlihat meneteskan air mata.
 "Tapi menurutku kabur dari rumah bukanlah jalan keluarnya,,, aku rasa baik ayah dan ibu pasti khawatir kalau kamu kabur dari rumah" ujarku "Lalu apa yang harus aku lakukan?.. aku sudah tidak tahan lagi tinggal di tempat itu" kata gadis itu "Sebaiknya kau temui ayah dan ibumu lalu kau ungkapkan perasaanmu yang sebenarnya aku yakin mereka pasti akan mendengarnya" kataku sembari tersenyum. "Tapi bagaimana kalau mereka tidak mau mendengarku?" ucap si gadis. "Aku yakin mereka akan mendengarmu, karena mereka adalah orang tuamu" kataku " ehm terima kasih sekarang perasaanku sudah mulai tenang sekarang" kata si gadis itu "Oh iya sudah larut malam aku harus pulang sebaiknya kau juga harus pulang orang tua mu pasti khawatir" ucapku "Ehm padahal aku masih ingin berbicara banyak denganmu" ucap si gadis yang sepertinya kecewa. "Mungkin lain kali kita akan bertemu lagi,, sebelumnya aku lupa menanyakan sesuatu padamu.. Siapa namamu??" ucapku. "oh iya kita dari tadi berbicara terus tanpa menanyakan nama satu sama lain,, namaku Lisa kalau kamu??" Lisa bertanya. "Namaku Steven senang bertemu denganmu Lisa" ucapku. "Senang bertemu denganmu juga Steven" Ucap Lisa dengan senyum,, sepertinya di sudah tidak menangis lagi.. "Suatu saat kita pasti akan bertemu lagi" ucapku. Lisa pun hanya tersenyum..
   
Wajahku langsung memerah melihat senyuman Lisa.. "Ehmm Kalau di lihat-lihat wajah Lisa manis juga hehe" ucapku dalam hati


Dan kami pun pergi meninggalkan tempat kami mengobrol banyak tadi








No comments:

Post a Comment